Kamis, 25 Desember 2008




Permen lollipop USB, adalah permen lezat yang menggunakan teknologi memanipulasi pikiran yang dinamakan teknologi Sensory Substitution untuk mentransfer pancaran gelombang suara secara hidup ke penglihatan di pikiran Anda. Tapi bagaimana bisa merasakan bermacam-macam lewat USB?

Hal ini terdengar tidak masuk akal, tetapi konsep di belakang permen yang dinamakan Eye Candy, sebenarnya berdasarkan suatu penelitian ilmiah. Pada tahun 1970, ahli syaraf Meksiko Paul Bach-y-Rita, mengembangkan suatu ide gila kalau otak dapat menerima stimultan yang tak terlihat, seperti saat seseorang menggambarkan sesuatu di punggung dan hal itu akan menghasilkan suatu gambaran di pikiran seperti Anda benar-benar melihatnya.


Peralatan seperti Eye Candy bekerja dengan menghasilkan kumpulan dari sinyal elektrik pada lidah, yang akan diteruskan ke syaraf, yang akan menghasilkan suatu bentuk objek tertentu yang akan menipu otak seperti benar-benar melihatnya. Jika yang tampil adalah gambaran yang nyata dari seekor ikan akan membantu Anda menjadi santai, atau gambar laba-laba yang dapat membantu Anda mengatasi ketakutan.
“Dua puluh tiga november”
Dua puluh tiga november
Pukul setengah dua belas malam
Suasana berkabung terasa begitu lekat
Beberapa jam yang lalu aku tertawa dengan lepasnya
Lalu terlelap dalam tidurku
Mengapa begitu cepat??
Tetes air mata tak bisa ku hentikan
Orang-orang keluar masuk kesana kemari
Ingin melihat sang pahlawan yang telah tiada

dedicated for grandpa R.I.P

Senin, 01 Desember 2008

about hayley williams





Foto cewek di band ini ngegemesin, kan? Hayley Williams, begitu nama nih cewek, emang cantik dan menarik. Apalagi pas melihat aksinya yang enerjik di atas panggung. Dengan tarikan suaranya yang juga oke, dijamin langsung kepincut!
Ya, dia adalah vokalis dari band pop punk paling diomongin saat ini : Paramore. Selain Hayley, band asal Tennessee, Amerika Serikat, ini juga diperkuat oleh Josh Farro (gitar), Jeremy Davis (bas), dan Zac Farro (drum).Bisa jadi, tiga cowok ini merupakan orang yang sangat beruntung bisa satu band dengan cewek sekece Hayley.
Bukan apa-apa, percaya atau nggak, memiliki personil kayak Hayley ini jelas menguntungkan buat sebuah band. Tapi, ada nggak enaknya juga.
Mereka mengaku sempat sangat frustasi dengan perlakuan media Inggris, misalnya, yang hanya menaruh Hayley seorang diri di cover majalah. Ya, media seakan nggak perduli akan personil lainnya, dan menganggap kalo Paramore adalah Hayley seorang.
“Rasanya nggak adil. Personil yang lain seharusnya mendapatkan eksposure yang sama,” ujar cewek berambut merah ini, (sok) sebel. Tapi mau diapain lagi? Sosoknya emang cukup iconic.
Namun begitu, bukan berarti mereka terima begitu saja dan nggak melakukan apa-apa. Ya, saking sebalnya, band ini membuat kaos yang bertuliskan PARAMORE IS A BAND, yang mereka pakai saat tampil di Inggris.
Hahaha...Untung kondisi kayak gini nggak berlangsung juga di Amerika. Di negara asalnya, Paramore diterima penuh sebagai sebuah band. “Melegakan,” sahut, Hayley.
Sekarang kita ngomongin musik. Jujur, kalo melihat penampilan mereka yang selalu fashionable, kita malah menyangsikan kemampuan mereka bermain musik. Jangan-jangan mereka cuma band yang lebih perduli sama model rambut dan gaya berpakaian ketimbang musik. Tapi itu salah besar.
Dalam hal musik, band yang pertama kali terbentuk pada 2002 ini nggak bisa diremehkan. Musik Paramore terdengar kaya, rapat, dengan aransemen yang menarik. Kalo nggak percaya, coba simak album Riot! Album kedua mereka yang berisi 11 lagu ini memiliki barisan lagu yang seru.
“Album ini bakal membuat gendang telinga kalian melompat karena kesenangan,” ujar Josh Farro, berpromosi.
Kalo dilihat secara musikalitas, band yang sempat beberapa kali berganti formasi ini memang berkembang jauh. Hal ini jika dibandingkan dengan album pertama mereka, All We Know Is Falling (2005), tentunya.

Usaha mereka nggak sia-sia. Album Riot!, yang diproduseri oleh David Bendeth ini berhasil mendulang sukses besar. Singel pertama mereka, Misery Business, melejit di tangga-tangga lagu internasional. Oh iya, David Bendeth ini merupakan produser musik dari Red Jumpsuit Apparatus, Killswitch Engage dan Hawthorne Heights.
Dari segi penjualan juga sebelas-duabelas. Album ini berhasil terjual di Amerika sebanyak 42 ribu kopi cuma dalam waktu seminggu. Hingga saat ini, album ini tercatat telah terjual sebanyak 710 ribu, hanya di Amerika. Sertifikasi Emas pun berhasil mereka bawa pulang, berkat angka penjualan ini.
Dewi fortuna memang sedang berpihak pada mereka. Serasa nggak cukup segala keberhasilan yang mereka dapat, Paramore juga masuk nominasi Grammy Award untuk Best New Artist. Dahsyat!
Hal ini jelas membuat kepercayaan diri mereka semakin meningkat tinggi. Mereka nggak lagi mau ambil pusing dengan segala omongan miring sekitar mereka.
Ya, sebelumnya memang nggak sedikit orang yang memandang mereka sebelah mata. Terutama mengingat usia mereka yang memang masih sangat muda. Sekadar informasi, Hayley baru berusia 13 tahun saat membentuk band ini pada tahun 2002. Mereka berhasil menepis semuanya. Mereka telah bertransformasi dari sebuah band abg, menjadi band yang diperhitungkan.
Apakah mereka puas dengan semua keberhasilan ini? “Kami akan terus berjuang untuk menunjukkan ke seluruh dunia siapa kami,” ujar Hayley.